RAMADHAN BULAN DITURUNKANNYA AL-QUR’AN

Rabu, 27 Maret 2024 : 05:43

 


Malam turunnya Jibril kepada Nabi (menyampaikan) firman Allah;

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ [٩٦:١] خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ [٩٦:٢] اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ [٩٦:٣] الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ [٩٦:٤]

Bacalah dengan (menyeut) nama Tuhanmu yang menciptakan,Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha mulia, Dia mengajari manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq[96]:1-4). 

Persitiwa turunnya ayat ini pada bulan Ramadhan.
Mengenai kisah turunnya Jibril kepada Nabi terdapat dalam shahihain diceritakan oleh Aisyah Ummul Mu’minin, beliau menuturkan, 

“Awal mula turunnya wahyu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah berupa mimpi yang benar dalam tidur beliau. Beliau tidak pernah melihat sesuatu dalam mimpinya melainkan ada sesosok yang datang menyerupai fajar subuh. Kemudian beliau bertahannuts di gua Hira selama beberapa malam, sebelum kemudian pulan mengambil bekal untuk bertahannuts lagi. Lalu beliau menemui Khadijah radhiyallahu ‘anha dan mempersiapkan bekal kembali.

Hingga suatu ketika datanglah kebenaran yang nyata (al-Haq) tatkala beliau berada di Gua Hira. Pada saat itu beliau didatangi oleh Malaikat Jibril seraya berkatanya, “Bacalah!” “Aku tidak dapat membaca”, jawab Nabi. Rasulullah berkata, ‘’Lalu Makaikat Jibril memegangi dan merangkulku sampai aku merasa sesak, kemudian ia melepaskanku. Malaikat Jibril kembali memegangiku untuk kedua kalinya, seraya berkata, “Bacalah”. Aku menjawab, “Aku tidak dapat menjawab”. Iapun kembali memegangiku dan merangkulku hingga aku merasa sesak. Lalu ia kembali melepaskanku seraya berkata, “Bacalah!” Aku kembali menjawab, “Aku tidak bisa membaca”. 

Kemudian Malaikat Jibril kembali menekanku lalu melepaskanku seraya berkata kepadaku;
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ [٩٦:١] خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ [٩٦:٢] اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ [٩٦:٣] الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ [٩٦:٤]
Bacalah dengan (menyeut) nama Tuhanmu yang menciptakan,Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha mulia, Dia mengajari manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq[96]:1-4).

Lalu Rasulullah kembali dalam keadaan gemetar (hatinya gemetar) lalu masuk menemui khadijah binti khuwalid Radhiyallahu ‘anha seraya berkata “Zammiluniy, zammiluniy” selimuti aku, selimuti aku, lalu Khadijah menyelimutinya hingga hilang rasa takut darinya, kemudian beliau berkata kepada Khadijah dan mengabarkan kabar: “aku takut atas diriku sendiri” , Khadijah berkata “sekali-kali tidak, demi Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakanmu selamanya, sungguh engkau selalu menyambung tali persaudaraan (bersilaturahim),ikut meringankan beban orang lain, berderma kepada orang tak berpunya, memuliakan tamu, dan menolong orang yang menegakkan kebenaran.

Lalu Khadijah pergi bersama beliau menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul ‘Uzza sepupuh Khadijah. Beliau adalah seorang penganut Nasrani pada masalah jahiliyah dan dapat menulis bahasa Ibrani, saat itu beliau sudah tua dan buta. Khadijah berkata kepadanya, “Wahai anak pamanku, dengarkanlah (berita) dari anak saudaramu ini”. Waraqah berkata: “Wahai anak saudaraku (kemanakan), apa yang engkau lihat?” maka Rasulullah mengabarkan peristiwa yang beliau lihat. Waraqah berkata kepada beliau, “inilah Namus (malaikat) yang turun kepada Nabi Musa, andaikan aku masih muda, andaikan aku masih hidup ketika kaummu mengusirmu. ”Apakah mereka akan mengeluarkan / mengusirku?”Tanya Rasulullah. “Iya, tidak ada satupun yang datang membawa ajaran seperti (ajaran) yang engkau bawa melainkan ia pasti disakiti, andaikan aku masih mendapati hari tersebut niscaya aku menolongmu.” Tak berapa lama kemudian Waraqah meninggal dunia pada saat-saat wahyu turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Peristiwa ini terjadi pada bulan Ramadhan sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Ishaq dan Abu Sulaiman Ad Dimasyqy yang dikutip oleh Ibnul Jauzy dalam kitabnya Zaadul Masir Fiy ‘Ilmittafsir, ketika menafsirkan perkataan Allah,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
Bulan Ramadhan dalah bulan yang (di dalamnya) diturunkan al-Quran …” (QS. Al-Baqarah[2] :185).
Maksudnya penurunan Al Qur’an dimulai pada bulan Ramadhan.

Dan boleh jadi hal ini juga merupakan makna firman Allah,
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ [٤٤:٣]
Sesungguhnya kami menurunkan al-Quran pada malam yang diberkahi, sungguhkamilah yang memberi peringatan.” (QS. Ad-Dukhan[44]:3).

Dan firman Allah Ta’ala,
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ [٩٧:١]
Sesungguhnya kami menurunkan Al qur’an pada malam kemuliaan (Lailatu qadri).” (QS. Al- Qadr[97] : 1).





Share this Article

0 komentar :

Copyright © SD Muhammadiyah 1 Surakarta - All Rights Reserved