“Permainan pendidikan anti korupsi adalah
salah satu program KPK untuk disosialisasikan di bidang pendidikan. Tujuannya
agar nilai-nilai ini apabila diajarkan kepada anak sejak dini, akan membawa
dampak dan manfaat. Manfaat itu, baik dari sisi wawasan dan pemikiran anti
korupsi, yang isinya kasus dan solusi, anak memberi argumentasi,” kata Dra.
Novi Saptina Wali Kelas 3 B.
Seperti namanya,
permainan ini berisikan 9 nilai anti korupsi. Nilai itu adalah kejujuran,
kepedulian, kemandirian, keadilan, tanggung jawab, kerja sama, sederhana,
keberanian dan kedisiplinan. Dengan permainan belajar sambil bermain, peserta
didik diharapkan akan tumbuh menjadi pelajar dan pribadi yang berkarakter,
berkeadaban, beraklaqul karimah, dan berintegritas.
Lebih lanjut Dra. Novi
Saptina menjelaskan, permainan ini bisa dimainkan berdua atau berkelompok.
Terdiri dari papan permainan, kartu putih berisi situasi, dan kartu merah
berisi pertanyaan untuk hukuman. Pada papan permainan, terdiri dari dua bagian.
Masing-masing bagian terdiri dari 9 kotak bergambar yang bertuliskan
nilai-nilai anti korupsi tersebut. “Belajar anti korupsi tidak hanya sekedar
diajarkan dan dijelaskan di dalam kelas, tetapi belajar karakter ini juga bisa
aplikasikan dalam metode belajar sambil bermain,” ujar Dra. Novi Saptina.
Permainan
Cara bermainnya,
kedua pihak yang menjadi peserta di dampingi oleh fasilitator yang bertugas
memberikan pertanyaan dan menentukan benar-salahnya jawaban peserta. Setelah
fasilitator menentukan siapa peserta yang memulai terlebih dahulu, maka ia
harus mengambil satu kartu putih, lalu membacakan dengan saksama situasi yang
dideskripsikan dalam kartu tersebut. Kemudian, ia harus menentukan situasi
tersebut, masuk ke dalam kelompok nilai antikorupsi yang mana; kejujuran,
kepedulian, kemandirian dan seterusnya, lalu meletakkan kartu tersebut ke nilai
anti korupsi di atas papan.
Aisha Idelia Haeri, salah satu siswa kelas 3 B mengaku senang
dengan pembelajaran ini.
“Saya tadi mendapat tugas memimpin teman-teman, untuk
mengontrol jawaban dan respon dari teman-teman tentang permainan ini, pemain
lawan harus memberikan penilaian di sertai alasan, apakah jawaban tersebut
benar atau salah,” ujarnya.
Fasilitator, menurut
Aisha, akan memimpin diskusi tersebut dan memberikan keputusan. Bila jawaban
tersebut salah, peserta harus mengambil kartu merah dan menjawab pertanyaan
atau melaksanakan perintah yang tertera di dalamnya. “Begitu seterusnya
bergiliran. Peserta atau kelompok yang menang, adalah mereka yang paling banyak
menempatkan kartu putih dan paling sedikit mengambil kartu merah,” katanya
menjelaskan permainan yang baru diikutinya dengan penuh semangat. #Humas
Jatmiko.
Share this Article
0 komentar :