5 Prinsip Asesmen Pembelajaran

Kamis, 01 Juli 2021 : 00:30


sdmuh1solo.com – 5 Prinsip pembelajaran di antaranya pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan  tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan  belajar, serta mencerminkan karakter dan perkembangan  mereka. 

Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk  membangun kapasitas belajar peserta didik dan kapasitas  mereka untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat,  mendorong pengembangan kapasitas belajar.

Hal itu ditegaskan Hafid Sinung E SPd tim Komite Pembelajar SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta pada pelaksanaan In House Training (IHT) Program Sekolah Penggerak.

“Kegiatan belajar mendukung perkembangan kognitif dan karakter peserta didik secara berkelanjutan dan holistik. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks kehidupan dan budaya peserta  didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai  mitra,” jelas Hafid, Selasa (29/6/2021).

Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,  memfasilitasi pembelajaran, menyediakan informasi sebagai  umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua.

“Asesmen perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan,” ujar Hafid, sambil tersenyum.

Asesmen dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya,  memberikan informasi yang kaya bagi guru, peserta didik dan  orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian pembelajaran,  serta keputusan tentang langkah selanjutnya. Asesmen sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen,  dan teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang  ditargetkan.

Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik  bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang  bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang  berguna untuk penjaminan dan peningkatan mutu  pembelajaran.

Guru diberikan otonomi yang luas dalam merencanakan  dan menggunakan jenis dan teknik asesmen dengan  mempertimbangkan.

“Karakteristik mata pelajaran, Karakteristik dan kemampuan peserta didik, Capaian pembelajaran, Tujuan pembelajaran dan Sumber daya pendukung yang tersedia,” imbuh Komite Pembelajar, Ahmad Syaifuddin, MPd.

Harapannya bisa dihindari, Berfokus pada asesmen sumatif. Teaching to the test. Instrumen asesmen tidak sesuai dengan  tujuan pembelajaran. Melaksanakan asesmen hanya sebagai alat  untuk mendapat data nilai untuk pengisian  raport. Menggunakan hanya satu teknik penilaian.

“Penting! Guru diharapkan mampu  menerapkan moderasi dalam  asesmen, yaitu memastikan antar  guru mampu melakukan asesmen  secara adil dan konsisten dengan  menggunakan kriteria tertentu,  melakukan komunikasi,  konfirmasi, dan klarifikasi antar  guru,” pungkas Ahmad Syaifuddin, yang wakil kepala sekolah bidang al Islam Kemuhammadiyahan.

Kontributor, Jatmiko.

Share this Article

0 komentar :

Copyright © 2019 SD Muhammadiyah 1 Surakarta - All Rights Reserved