Objek Wisata Literasi dan Karakter

Senin, 02 Maret 2020 : 07:32

Jatmiko Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas

Kecakapan literasi menandai kualitas sumber daya manusia disebuah negara. Sayangnya performa Indonesia dalam asesmen literasi pada skala internasional belum terlalu baik. 



Hasil survei Programme for International Student Assessment ( PISA) tahun 2018 yang dirilis oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Indonesia masih berada di bawah rata-rata.

Kemampuan membaca siswa 371, rata-rata OECD adalah 487. Hasil matematika 379, sedangkan rata-rata OECD 487. Kemampuan sains siswa 389 di bawah rata-rata OECD yaitu 489. (Sumber: OECD PISA tahun 2018).

Tes INAP (Indonesian National Assesment Programme) tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengukur kecakapan literasi membaca, sains dan numerasipun menunjukkan bahwa kecakapan siswa SD kelas 4 masih perlu ditingkatkan.

Apakah literasi? Literasi dalam konteks siswa adalah cara mengakses, memahami dan menggunakan informasi yang berada disekitarnya untuk mengatasi berbagai permasalahan hidupnya.

Secara konseptual, pengertian literasi yang diadopsi dan disosialisasikan dari Kemendikbud RI bukanlah sekadar kegiatan membaca dan menulis. Lebih dari itu, literasi dipahami sebagai kemampuan mengakses, mencerna, dan memanfaatkan informasi secara cerdas.

Penumbuhan budaya baca menjadi sarana untuk mewujudkan warga sekolah yang literat, dekat dengan buku, dan terbiasa menggunakan bahan bacaan dalam memecahkan beragam persoalan kehidupan.

Kecakapan literasi dalam konteks pendidikan di abad 21 adalah literasi membaca dan menulis, literasi numerasi, literasi sains, lierasi finansial, literasi digital, dan literasi budaya dan kewarganegaraan, literasi data, serta literasi kesehatan.

Pengembangan dan pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut (RTL) SD Muhamamdiyah 1 Ketelan Surakarta, Provinsi Jawa Tengah dengan kegiatan penyusunan tim, penyusunan program, melaksanakan sosialisasi secara terus menerus kepada warga sekolah, pengembangan pembelajaran berkarakter terintegrasi dengan kurikulum K 2006 dan K 13, melibatkan orangtua dalam penguatan pendidikan karakter, melibatkan masyarakat dalam penguatan pendidikan karakter.
Literasi di sekolah diwujudkan melalui upaya mendekatkan buku dan siswa dengan adanya sudut baca kelas, lingkungan kaya literasi dengan hadirnya pojok baca di taman sekolah, dan perpustakaan terakreditasi A dari Perpusnas RI dengan beragam kegiatan penunjang pembelajaran serta mendatangkan mobil Iqra’ (Bacaan) dari Arpusda Solo.

Antisipasi terus bertambahnya pedagang urban serta keamanan dan kenyamanan anak-anak. Ternyata secara otomatis memaksa anak untuk mengakrabi dan memanfaatkan teknologi informasi, dan komunikasi secara positif dalam kehidupan sehari-harinya. 

Menggunakan M1 Smart lebih praktis, aman, dan bersih. M1 Smart card berfungsi sebagai alat transaksi di BUMS, Kantin Sehat, Perpustakaan, Absensi Siswa, E-Money, E-UKS dan E-Infak, keren ... seperti kartu ATM milik Ayah dan bunda yang sudah menggunakan teknologi canggih.

Dengan M1 Smart peserta didik dan seluruh civitas akademika memiliki kemampuan memahami informasi yang berupa data, dalam hal ini misalnya anak mampu membaca data-data transaksi belanjanya selama satu hari bahkan sampai satu bulan. Dan mampu mengkomnukasikannya kepada petugas maupun orangtua. Walaupun secara otomatis setiap transaksi akan dilaporkan kepada orang tua lewat pesan singkat (SMS).

 Anak-anak akan mengimplementasikan secara langsung pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)  untuk menjalankan perangkat komputer dan internet dalam penggunaan M1 Smart.

Sementara literasi finansial muncul ketika anak memiliki kemampuan dalam membuat penilaian terhadap informasi transaksi yang telah dilakukannya dan mampu mengambil keputusan yang efektif dalam hal pengelolaan keuangannya dalam hal ini adalah tanggung jawab untuk mengelola uang yang ada di  kartu M1 Smart anak-anak mampu melakukan. Mereka tahu berapa saldo uangnya, berapa mereka harus membelanjakan, apa saja yang bisa mereka beli, dan apa yang terjadi jika ia melebihi saldo.

Kegiatan literasi pun menjadi efek positif berikutnya. Sebagian orang membatasi literasi hanya kepada aktivitas membaca dan menulis. Tetapi sebenarnya tidak hanya terbatas aktivitas tersebut.

Dengan M1 Smart anak-anak di era industri 4.0 memiliki kreativitas dalam setiap kegiatan sekolah. M1 Smart sebagai sarana yang dimiliki sekolah merupakan wujud dari upaya sekolah mendukung pendidikan karakter secara utuh dan menyeluruh baik sisi religius, nasionalisme, integritas, gotong royong dan mandiri.

Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Jatmiko, menilai M1 Smart Jadi Objek Wisata Literasi dan Karakter bagi anak-anak dan warga sekolah khususnya dan umumnya dunia pendidikan terbukti banyaknya kunjungan dari Abepura, Sumatera Selatan, Kalimantan, Jogja, Jawa Barat, dan Jawa Tengah baik dari Dewan Pendidikan, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Dasar Negeri (SDN), semoga Indonesia Maju.
Share this Article

0 komentar :

Copyright © 2019 SD Muhammadiyah 1 Surakarta - All Rights Reserved