Solo, Jawa Tengah,
— Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Jawa Tengah yang juga praktisi
pendidikan Sri Sayekti, S.Pd. M.Pd., mengatakan tantangan utama para pendidik
saat ini adalah perubahan dunia yang sangat cepat-termasuk perubahan di dalam
kegiatan belajar mengajar dari masa lalu hingga sekarang atau masa yang akan
mendatang.
“Banyak yang ingin
dunia tak berubah, sehingga pola pengajaran tetap sama. Namun itu adalah
sesuatu yang tak mungkin,” kata Sri Sayekti saat menerima kunjungan dan
monitoring Kepala Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan
(BPMRP) Kemdikbud Drs. Aristo Rahadi, M.Pd., Jumat (22/12/2017).
Menurutnya disadari
atau tidak, teknologi itu akan sangat membantu siswa dalam memahami sejumlah
materi di kelas. Banyak muatan materi KTSP dan Kurikulum 2013 yang bersifat
abstrak.
Diakui menjadi
seorang pendidik merupakan sebuah tanggung jawab yang besar. Tak dipungkiri
bahwa pola asuh seorang pendidik atau guru berpengaruh besar pada pengembangan
potensi yang dimiliki peserta didik baik itu sisi kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Seorang pendidik juga harus terus belajar dan memperbaiki diri
dalam kegiatan belajar dan mengajarnya.
“Portal rumah
belajar akan mempermudah menyampaikan pelajaran melalui visualiasasi nyata
seperti gambar, chart, grafik, video maupun audio. Dengan bantuan alat atau
media tersebut siswa jadi mudah menangkap pelajaran yang susah dimengerti,”
tambah Sri Sayekti.
Kepala BPMRP
Kemdikbud Drs. Aristo Rahadi, M.Pd., mengatakan daripada susah dan pusing
menjauhkan anak dari pengaruh teknologi, dia menyarankan agar anak diajarkan
untuk memberdayakan teknologi. Dengan demikian anak tidak digunakan oleh
teknologi, melainkan menggunakannya lebih baik.
Apalagi pada ”zaman
now” yang serba digital, sumber belajar berlimpah di dunia maya. Anak-anak
sekarang belajar sejak masih bayi merah, sudah mengenal TIK. Ini berbeda sekali
dengan zaman generasi dulu dimana merupakan zaman papan tulis.
Aristo mengingatkan
saat ini semua orang dapat terhubung langsung pada beragam sumber belajar.
Karenanya konsep mengajar harus berubah paradigmanya. Sebab, pendidikan
sejatinya bukanlah pengajaran. Namun, pendidikan haruslah untuk membentuk anak
didik menjadi manusia utuh, baik nalar maupun budinya.
“Kegiatan ini
dihadiri oleh 15 orang guru dari berbagai bidang studi,” ujar Wakil Kepala
Humas Jatmiko.
Ditambahkan,
kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang pemanfaatan rumah belajar
di sekolah, memperoleh informasi mengenai hambatan atau kendala selama
pelaksanaan pemanfaatan rumah belajar di sekolah, dan merumuskan saran serta
perbaikan untuk penyelenggaraan sekolah inovatif selanjutnya. #Humas Jatmiko.
Share this Article
0 komentar :