Solo, Jawa Tengah,
- Bangga untuk Rampak atau tetabuhan
musik gamelan secara live mengiringi tarian tari Anoman Duta dari Sekolah
Pendidikan Karakter berbasis TIK SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Jawa
Tengah. Berkali-kali penonton memberikan applause bersama-sama Melalui
panggung Pembukaan Bazar Buku Murah (buku dan peralatan sekolah) 2018 yang
digelar di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta sejak 21 April hingga 27 April.
Tak hanya riuh
tepuk tangan para penonton, Sabtu pagi itu juga dipenuhi gelak tawa tatkala
dalam beberapa adegan Sendratari Ramayana diselipkan kegiatan tanya jawab di
kelas bersama Punakawan, Bagong sebagai guru, Petruk sebagai murid.
"Wong mati
bakale menyang ngendi (Kemanakah orang yang mati) tanya bagong kepada petruk,
petruk menjawab gumantung tindak pakartinipun kaliyan ibadahe (tergantung budi
pekerti dan ibadahnya), menawi sae tindak dateng suarga (Kalau baik menuju
surga), menawi boten sae dateng neraka (kalau tidak baik ke neraka), lalu
jawabannya petruk disalahkan oleh bagong, kemudian Bagong menjawab sebagai guru sak karepe sing
gotong (tergantung yang membawa)" ujar Bhadrika Arya Guna sebagai Bagong.
Sejumlah 36 siswa
dari SD Muhammadiyah 1 Ketelan tersebut berhasil mewarnai panggung dan memukau
para pengunjung dengan penampilan mereka. Sabtu (21 April 2018).
Dalam rangka menyambut
hari Pendidikan Nasional tahun 2018 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
bertepatan 2 Mei mendatang serentak di seluruh Indonesia, khususnya untuk
Provinsi Jawa Tengah dipusatkan di Balai Kota Surakarta (Pendahapi Gedhe).
Pagelaran Seni Tradisional bekerja sama dengan Direktorat Kesenian Ditjen
Kebudayaan, Sanggar dan sekolah serta memberi kesempatan para siswa untuk
menampilkan kesenian.
Kepala Sekolah, Sri
Sayekti, S.Pd., M.Pd mengatakan “Sesuai dengan tema Hardiknas tahun ini
“Menguatkan Pendidikan Memajukan Kebudayaan” SD Muhammadiyah 1 Ketelan
Surakarta akan berjuang memberikan layanan Pendidikan yang terbaik baik
akademik dan non secara maksimal dan optimal di era kekinian sekaligus SD
muhammadiyah 1 Ketelan terus melestarikan kebudayaan lewat kegiatan-kegiatan
kesenian tradisional di Sekolah. Termasuk di dalamnya melakukan
kegiatan-kegiatan pementasan untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap
kesenian tradisional,” ujarnya.
Ditambahkan, salah
satu guru dan Sutradalang Ki Agung Sudarwanto, S.Sn., M.Sn., “Sebagai generasi
penerus anak bangsa berkemajuan, tugas kita melestarikan budaya yang sudah ada.
Apalagi kesenian daerah yang menjadi ciri khas daerah kita. Seperti tari di
iringi gamelan contohnya. Makanya saya terus berupaya mengawal seni tradisi
bagi generasi zaman now, Ing Ngarso Sung Tulodo memiliki arti memberikan
tauladan di depan, Ing Madya Mangun Karso memiliki arti ditengah membangun
semangat dan Tut Wuri Handayani itu sendiri berarti memberikan dorongan dari
belakang” Ungkap Pengurus Pepadi bidang Penelitian dan Pengembangan.
Pembukaan Peringatan
Hardiknas Provinsi Jawa Tengah dihadiri Semua UPT, IKAPI, Wakil Walikota Dr. H.
Achmad Purnomo, Apt., Kepala Dinas Etty Retnowati, SH., MH, Kadis Pendidikan Solo
Raya, Arpusda, Kadisdikbud Provinsi, Kemenag Solo Raya, Muspida Solo, DPRD
Bidang Pendidikan, Dewan Pendidikan Drs. H.M. Joko Riyanto, SH., MM.,MH., ka.
PAUD, Kepala sekolah (KKS), MKKS, wartawan cetak dan TV, ratusan masyarakat,
pelajar, serta instansi terkait.
Humas Jatmiko.
Share this Article
0 komentar :