“Untuk kegiatan penyuluhan penyakit menular kami mengambil tempat di aula. Bertujuan mewujudkan dan menyadarkan pentingnya kesehatan bagi siswa-siswi agar terbiasa dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Dwi Jatmiko SPdI.
Di sini, menurut Jatmiko, anak-anak diajak untuk menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu kebiasaan sehat itu adalah cara
mencuci tangan pakai sabun yang baik dan benar. Mencuci piring habis santap
siang secara mandiri, membeli makanan, jajanan sehat di kantin sehat yang
terhindar dari 3 P (plastik, pengawet, perwarna), serta mengetahui kebersihan
gigi dan mulut,”
“Kegiatan ini dalam rangka menumbuhkembangkan dan menyadarkan
generasi zaman now atau muda pentingnya akan arti kesehatan dan cara penerapan
secara baik dan benar agar terhindar dari penyakit dan menjadi generasi sehat,
kuat, tangguh dan berguna bagi keluarga, masyarakat, agama, nusa, dan bangsa,”
ujarnya.
Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Surakarta meminta kepada
anak-anak atau peserta didik agar terus meningkatkan kewaspadaan terhadap
penyakit difteri.
“Apa itu difteri? Difteri adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae, ditandai dengan adanya
peradangan, terutama pada selaput bagian dalam saluran pernapasan bagian atas,
hidung dan juga kulit. Penyakit ini sangat mudah menular dan berbahaya karena
dapat menyebabkan kematian,” kata Kepala UPT Puskesmas Setabelan dr Sri Rahayu
Susilowati, di hadapan ratusaan siswa-siswi SD Muhammadiyah 1 Ketelan
Surakarta.
Dia menjelaskan, dampak dari difteri di antaranya
tersumbatnya saluran pernapasan, gagal jantung. Pihaknya menghimbau melalui
jalur pendidikan, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit difteri dan
mengenal ciri-ciri difteri dengan baik. Terutama jika mengalami demam, suhu
lebih kurang 38 °C, ada selaput putih keabu-abuan pada tenggorokan, sakit waktu
menelan, leher membengkak seperti leher sapi (bullneck). Kondisi ini disebabkan
karena pembengkakan kelenjar leher, dan sesak nafas disertai bunyi (stridor).
Dia menuturkan, apabila ada satu orang yang terjangkit
penyakit difteri, maka harus segera dilakukan tindakan pertolongan pertama pada
orang yang terjangkit. “Kalau tiba-tiba ada satu orang yang kena penyakit
difteri, langkah pertama datang ke pelayanan kesehatan, kedua segera melapor ke
Dinas Kesehatan setempat, dan ketiga melaksanakan PHBS,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, difteri dapat disembuhkan
apabila orang yang terjangkit tidak terlambat dalam mendapatkan pertolongan.
“Cara mencegah difteri dengan imunisasi, bayi dan baduta: Bayi (0-11 bulan)
wajib mendapatkan 3 dosis imunisasi dasar DPT-HB-Hib pada usia 2,3 dan 4 bulan.
Kemudian dilanjutkan dengan 1 dosis DPT-HB-Hib pada usia 18 bulan sedangkan
anak sekolah dasar/sederajat kelas 1, wajib mendapatkan 1 dosis imunisasi DT.
Anak sekolah dasar/sederajat kelas 2 dan 5 wajib mendapatkan imunisasi Td,”
ujarnya. #Humas Jatmiko.
Share this Article
0 komentar :